Pages

Mutiara Cinta 1

"Mutiara Cinta 1"

widget by: Khazanah Islam™ [Add Widget]

Jumat, 16 Desember 2011

Peranan IT dalam Penentuan Arah Kiblat

Shalat dalam Islam menempati kedudukan yang tak dapat ditandingi oleh ibadah manapun. Shalat merupakan tiang agama seperti Sabda Rasullah SAW. :“Pokok urusan ialah Islam, sedang tiangnya ialah shalat, dan puncaknya adalah berjuang di jalan Allah”

     Selain itu, shalat adalah ibadah yang pertama diwajibkan Allah pada saat Nabi Muhammad melakukan Israk Mikraj  dan  juga merupakan amalan yang akan pertama di hisab di hari kiamat kelak.“Amalan yang mula – mula di hisab dari seorang hamba pada hari kiamat ialah shalat. Jika ia baik, baiklah seluruh amalannya, sebaliknya jika jelek, jeleklah pula semua amalannya” (Hadist)

     Dengan demikian, urusan shalat menjadi menjadi urusan yang sangat penting bagi umat Islam. Dalam pelaksaan ibadah shalat, terdapat beberapa syarat sah yang jika tidak terlaksana maka shalat  akan batal.
     Salah satu syarat sah shalat adalah menghadap kiblat (arah untuk menghadapkan wajah ketika mengerjakan shalat). Dalam penetapan kiblat terkandung makna penegasan dan pengajaran tata-cara dan tata-krama (etika) suatu dinamika kelompok. Allah SWT memilih kiblat sebagai jalan-keluar untuk mencapai kesatuan dan solidaritas umat karena -pilihan selain kiblat- alih-alih mempersatukan, justru akan mengkotak-kotakkan umat. Agama Islam adalah agama semua nabi. Maka, satu-satunya penegasan bahwa semua nabi hanya mengajarkan satu ajaran (yakni, tauhid) adalah dengan penetapan sebuah ‘titik-arah’ peribadatan.Pada awalnya Rasulallah Saw shalat menghadap Baitul Maqdis. Namun, setelah  enam belas bulan barulah Allah menurunkan perintah untu menghadap Masjidil Haram di Makkah. “Palingkanlah  mukamu ke arah Masjid al Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah ke arahnya… (QS Al Baqarah (2): 150)

     Ketika Nabi saw masuk ke dalam Baitullah, beliau berdo’a di setiap sudutnya dan tidak salat sehingga beliau keluar dari Baitullah, setelah keluar beliau salat dua raka’at dengan menghadap (di hadapan) Ka’bah, dan (Nabi saw) bersabda: “ini adalah Kiblat”(HR. Bukhari-Muslim dari Ibnu Abbas r.a.) serta “Baitullah adalah kiblat bagi orang-orang di Masjidil Haram. Masjidil Haram adalah kiblat bagi penduduk tanah haram (Mekah), dan Tanah Haram adalah kiblat bagi semua umatku di muka bumi, baik di Barat maupun di Timur”. (HR Baihaqi dari Abu Hurairah r.a.)

Penentuan Kiblat Shalat Secara Tradisional
     Untuk mengetahui dengan pasti arah kiblat bisa dilakukan pada saat terjadinya rasdul qiblat atau bayang-bayang dari benda yang berdiri tegak lurus mengarah kiblat. Rasdul qiblat adalah hari menepatkan arah kiblat yang terjadi 2 (dua) kali dalam tahun 2009 ini. Rasdul kiblat I (pertama) diperkirakan terjadi pada Kamis (28/5/2009) yang lalu sekitar pukul 16.18 WIB. Saat itulah, saat yang cocok untuk mencocokkan arah kiblat yang benar. Rasdul qiblat II (kedua) diperkirakan pada Kamis (16/7/2009) pukul 16.27 WIB. Pada jam tersebut matahari melintas tepat di atas Ka’bah, oleh karenanya setiap bayang-bayang matahari terhadap semua benda yang berdiri tegak pada permukaan bidang yang datar mengarah ke arah garis kiblat.

     Masyarakat bisa menggunakan momen tersebut untuk melaksanakan pengecekan. Caranya adalah dengan mendirikan benda tegak lurus atau benda yang digantung dengan tali dan menunggu bayangan dari benda tersebut  sesuai dengan jam terjadinya rasdul qiblat.  Maka itulah bayang-bayang mengarah kiblat.

     Namun, penentuan arah kiblat seperti ini hanya bisa dilakukan dua kali setahun. Sedangkan benua-benua  selalu bergerak mengikuti rotasi bumi. Ada yang saling mendekati, dan ada yang saling menjauh. Karena setiap titik bergeser, arah kiblat dari setiap titik di muka bumi tidaklah tetap/abadi.

Penentuan Kiblat dengan Google Earth
     Perkembangan teknologi informasi membuat kita dapat mengakses dan menemukan segala informasi di seluruh dunia dengan cepat dan mudah. Begitu juga dengan penetuan arah kiblat yang presisi dan tepat ke arah kiblat yaitu Ka’bah. Salah satunya adalah dengan menggunakan Google Earth.
Cara menentukan kiblat dengan Google Earth
  1. Instalasi aplikasi Google Earth yang dapat didownload dari Google Earth
  2. Koneksi ke internet, untuk melakukan update aplikasi peta di Google Earth
  3. Penggaris , alat tulis, dan busur derajat. Jika ingin mencoba aplikasi grafis, bisa dipakai Adobe Photoshop atau Corel Draw.
  4. Printer
  5. Kompas
  6. Lakban atau Spidol tahan air
Setelah persiapan tersebut dipenuhi, ikuti langkah-langkah berikut ini :
  1. Bukalah aplikasi Google Earth –> Software ini membutuhkan koneksi internet
  2. Search / Carilah di Google Earth lokasi Mecca (Mekkah) untuk menentukan titik Ka’bah
  3. Berikan Penanda di Places Google Earth tepat diatas Ka’bah dan beri nama
Sedikit koreksi berdasarkan GumuxRanger.web.id menyatakan bahwa pusat Ka’bah adalah
Sampai sekarang, ribuan tahun berlalu, tidak ada lagi yang berusaha mengubah bentuk Ka’bah. Padahal, bentuk kubus seperti sekarang bukan dari perintah Allah SWT. Bentuk itu terjadi karena masalah ekonomi suku Quraisy. Oleh karena itu, titik pusat Ka’bah logisnya adalah di pusat bentuk empat persegi panjang yang awal, bukan di pusat kubus yang sekarang. Maka titik itu kira-kira adalah di tengah-tengah dinding Ka’bah sekarang yang menghadap Hijir Ismail, di bawah mizab talang emas. Ke sanalah garis dari titik-titik di seluruh dunia harus disambungkan untuk mendapatkan arah kiblat yang benar.
Catatan : Pengukuran untuk Indonesia karena sangat jauh, tidak masalah jika berbeda beberapa meter.
4. Carilah lokasi tempat kita shalat  dan berilah penanda juga untuk memudahkan pencarian
5. Klik lokasi Ka’bah sehingga keluar gambar ka’bah
6. Masuk ke menu Tools –> Ruler (akan keluar window kecil) di layar peta akan keluar tanda +
7. Klik tanda + pertama tepat di tengah Ka’bah
8. Klik lokasi tempat kita akan mengukur arah kiblat
9. Klik tanda + kedua tepat melewati lokasi yang akan kita lihat arahnya
9. Bandingkan posisi masjid / rumah kita dengan arah kiblat sesuai garis kuning yang dihasilkan Google Maps
10. Jika terjadi perbedaan arah kiblat antara yang biasa kita pakai dengan arah kiblat berdasarkan Google Earth, ada baiknya dilakukan penyesuaian arah kiblat di rumah / kantor / masjid kita.
Lantas,  apa fungsi penggaris, busur derajat, printer, kompas, dan lakban?
Sebenarnya beberapa peralatan terakhir untuk semakin meyakinkan arah shalat kita saja.  Langkah-langkahnya seperti ini :
  1. Print Screen layar hasil penentuan arah dengan software Google Earth tadi.
  2. Buka paint brush atau power point, lalu paste gambar hasil print screen sebelumnya.
  3. Cetak hasil paint brush atau power point melalui printer.
  4. Tandai lokasi kita menggunakan spidol.
  5. Buat garis vertikal dari titik tersebut ke arah atas (itu menunjukkan arah utara)
  6. Hitung sudut yang dibuat garis utara dengan garis hasil google earth –> sudut itu adalah arah derajat shalat kita
  7. Ada baiknya, hasil cetakan dan penentuan arah tadi, kita laminasi dan simpan di lokasi shalat kita, agar orang lain yang shalat di tempat tersebut menjadi lebih yakin dalam shalatnya.
  8. Untuk membuat tanda arah shalat, kita mempergunakan bantuan kompas.
  9. Sudut yang dihasilkan gambar yang kita buat tadi, dicocokkan dengan arah utara yang ditunjukkan oleh kompas.
  10. Agar arah shalat tidak selalu diukur setiap akan shalat, ada baiknya, ditempelkan lakban di lantai tempat kita shalat, atau dipergunakan spidol tahan air untuk memberitahukan arah sebenarnya dari shalat kita.
Referensi Tulisan
1. Imtiaz Ahmad M. Sc., M. Phil. (London).2009. Speeches For An Inquiring Mind available at
2. Adi, Nadiri.2009. Menentukan Arah Kiblat Sholat Menggunakan Software Google Earth available at
3. Wikipedia Bahasa Indonesia. Google Earth available at  id.wikipedia.org/wiki/Google_Earth
4. Wikipedia Bahasa Indonesia. Kiblat  available at id.wikipedia.org/wiki/kiblat

0 komentar: