Shalat dalam Islam menempati
kedudukan yang tak dapat ditandingi oleh ibadah manapun. Shalat merupakan tiang
agama seperti Sabda Rasullah SAW. :“Pokok urusan ialah Islam, sedang
tiangnya ialah shalat, dan puncaknya adalah berjuang di jalan Allah”
Selain itu,
shalat adalah ibadah yang pertama diwajibkan Allah pada saat Nabi Muhammad
melakukan Israk Mikraj dan juga merupakan amalan yang akan pertama
di hisab di hari kiamat kelak.“Amalan yang mula – mula di hisab dari seorang
hamba pada hari kiamat ialah shalat. Jika ia baik, baiklah seluruh amalannya,
sebaliknya jika jelek, jeleklah pula semua amalannya” (Hadist)
Dengan
demikian, urusan shalat menjadi menjadi urusan yang sangat penting bagi umat
Islam. Dalam pelaksaan ibadah shalat, terdapat beberapa syarat sah yang jika
tidak terlaksana maka shalat akan batal.
Salah satu
syarat sah shalat adalah menghadap kiblat (arah untuk menghadapkan wajah ketika
mengerjakan shalat). Dalam penetapan kiblat terkandung makna penegasan dan
pengajaran tata-cara dan tata-krama (etika) suatu dinamika kelompok. Allah SWT
memilih kiblat sebagai jalan-keluar untuk mencapai kesatuan dan solidaritas
umat karena -pilihan selain kiblat- alih-alih mempersatukan, justru akan
mengkotak-kotakkan umat. Agama Islam adalah agama semua nabi. Maka,
satu-satunya penegasan bahwa semua nabi hanya mengajarkan satu ajaran (yakni,
tauhid) adalah dengan penetapan sebuah ‘titik-arah’ peribadatan.Pada awalnya
Rasulallah Saw shalat menghadap Baitul Maqdis. Namun, setelah enam belas
bulan barulah Allah menurunkan perintah untu menghadap Masjidil Haram di
Makkah. “Palingkanlah mukamu ke arah Masjid al Haram. Dan di mana saja
kamu berada, palingkanlah ke arahnya… (QS Al Baqarah (2): 150)
Ketika Nabi
saw masuk ke dalam Baitullah, beliau berdo’a di setiap sudutnya dan tidak salat
sehingga beliau keluar dari Baitullah, setelah keluar beliau salat dua raka’at
dengan menghadap (di hadapan) Ka’bah, dan (Nabi saw) bersabda: “ini adalah
Kiblat”(HR. Bukhari-Muslim dari Ibnu Abbas
r.a.) serta “Baitullah adalah kiblat bagi orang-orang di Masjidil
Haram. Masjidil Haram adalah kiblat bagi penduduk tanah haram (Mekah), dan
Tanah Haram adalah kiblat bagi semua umatku di muka bumi, baik di Barat maupun
di Timur”. (HR Baihaqi dari Abu Hurairah r.a.)
Penentuan Kiblat Shalat Secara
Tradisional
Untuk
mengetahui dengan pasti arah kiblat bisa dilakukan pada saat terjadinya rasdul
qiblat atau bayang-bayang dari benda yang berdiri tegak lurus mengarah
kiblat. Rasdul qiblat adalah hari menepatkan arah kiblat yang terjadi 2
(dua) kali dalam tahun 2009 ini. Rasdul kiblat I (pertama) diperkirakan terjadi
pada Kamis (28/5/2009) yang lalu sekitar pukul 16.18 WIB. Saat itulah, saat
yang cocok untuk mencocokkan arah kiblat yang benar. Rasdul qiblat II (kedua)
diperkirakan pada Kamis (16/7/2009) pukul 16.27 WIB. Pada jam tersebut matahari
melintas tepat di atas Ka’bah, oleh karenanya setiap bayang-bayang matahari
terhadap semua benda yang berdiri tegak pada permukaan bidang yang datar
mengarah ke arah garis kiblat.
Masyarakat
bisa menggunakan momen tersebut untuk melaksanakan pengecekan. Caranya adalah
dengan mendirikan benda tegak lurus atau benda yang digantung dengan tali dan
menunggu bayangan dari benda tersebut sesuai dengan jam terjadinya rasdul
qiblat. Maka itulah bayang-bayang mengarah kiblat.
Namun,
penentuan arah kiblat seperti ini hanya bisa dilakukan dua kali setahun.
Sedangkan benua-benua selalu bergerak mengikuti rotasi bumi. Ada yang
saling mendekati, dan ada yang saling menjauh. Karena setiap titik bergeser,
arah kiblat dari setiap titik di muka bumi tidaklah tetap/abadi.
Penentuan Kiblat dengan Google Earth
Perkembangan teknologi informasi membuat kita dapat mengakses dan menemukan
segala informasi di seluruh dunia dengan cepat dan mudah. Begitu juga dengan
penetuan arah kiblat yang presisi dan tepat ke arah kiblat yaitu Ka’bah. Salah
satunya adalah dengan menggunakan Google Earth.
Cara menentukan kiblat dengan Google
Earth
- Instalasi aplikasi Google Earth yang
dapat didownload dari Google Earth
- Koneksi ke internet, untuk melakukan update aplikasi
peta di Google Earth
- Penggaris , alat tulis, dan busur derajat. Jika
ingin mencoba aplikasi grafis, bisa dipakai Adobe Photoshop atau Corel
Draw.
- Printer
- Kompas
- Lakban atau Spidol tahan air
Setelah persiapan tersebut dipenuhi,
ikuti langkah-langkah berikut ini :
- Bukalah aplikasi Google Earth –> Software ini
membutuhkan koneksi internet
- Search / Carilah di Google Earth lokasi Mecca (Mekkah)
untuk menentukan titik Ka’bah
- Berikan Penanda di Places Google Earth tepat diatas
Ka’bah dan beri nama
Sampai sekarang, ribuan tahun
berlalu, tidak ada lagi yang berusaha mengubah bentuk Ka’bah. Padahal, bentuk
kubus seperti sekarang bukan dari perintah Allah SWT. Bentuk itu terjadi karena
masalah ekonomi suku Quraisy. Oleh karena itu, titik pusat Ka’bah logisnya
adalah di pusat bentuk empat persegi panjang yang awal, bukan di pusat kubus
yang sekarang. Maka titik itu kira-kira adalah di tengah-tengah dinding Ka’bah
sekarang yang menghadap Hijir Ismail, di bawah mizab talang emas. Ke sanalah
garis dari titik-titik di seluruh dunia harus disambungkan untuk mendapatkan
arah kiblat yang benar.
Catatan : Pengukuran untuk Indonesia
karena sangat jauh, tidak masalah jika berbeda beberapa meter.
4. Carilah lokasi tempat kita shalat
dan berilah penanda juga untuk memudahkan pencarian
5. Klik lokasi Ka’bah sehingga
keluar gambar ka’bah
6. Masuk ke menu Tools –> Ruler
(akan keluar window kecil) di layar peta akan keluar tanda +
7. Klik tanda + pertama tepat di
tengah Ka’bah
8. Klik lokasi tempat kita akan
mengukur arah kiblat
9. Klik tanda + kedua tepat melewati
lokasi yang akan kita lihat arahnya
9. Bandingkan posisi masjid / rumah
kita dengan arah kiblat sesuai garis kuning yang dihasilkan Google Maps
10. Jika terjadi perbedaan arah
kiblat antara yang biasa kita pakai dengan arah kiblat berdasarkan Google
Earth, ada baiknya dilakukan penyesuaian arah kiblat di rumah / kantor / masjid
kita.
Lantas, apa fungsi penggaris,
busur derajat, printer, kompas, dan lakban?
Sebenarnya beberapa peralatan
terakhir untuk semakin meyakinkan arah shalat kita saja.
Langkah-langkahnya seperti ini :
- Print Screen layar hasil penentuan arah dengan software
Google Earth tadi.
- Buka paint brush atau power point, lalu paste gambar
hasil print screen sebelumnya.
- Cetak hasil paint brush atau power point melalui
printer.
- Tandai lokasi kita menggunakan spidol.
- Buat garis vertikal dari titik tersebut ke arah atas
(itu menunjukkan arah utara)
- Hitung sudut yang dibuat garis utara dengan garis hasil
google earth –> sudut itu adalah arah derajat shalat kita
- Ada baiknya, hasil cetakan dan penentuan arah tadi,
kita laminasi dan simpan di lokasi shalat kita, agar orang lain yang
shalat di tempat tersebut menjadi lebih yakin dalam shalatnya.
- Untuk membuat tanda arah shalat, kita mempergunakan
bantuan kompas.
- Sudut yang dihasilkan gambar yang kita buat tadi,
dicocokkan dengan arah utara yang ditunjukkan oleh kompas.
- Agar arah shalat tidak selalu diukur setiap akan
shalat, ada baiknya, ditempelkan lakban di lantai tempat kita shalat, atau
dipergunakan spidol tahan air untuk memberitahukan arah sebenarnya dari
shalat kita.
Referensi Tulisan
1. Imtiaz Ahmad M. Sc., M. Phil.
(London).2009. Speeches For An Inquiring Mind available at
2. Adi, Nadiri.2009. Menentukan Arah
Kiblat Sholat Menggunakan Software Google Earth available at
3.
Wikipedia Bahasa Indonesia. Google Earth available at id.wikipedia.org/wiki/Google_Earth
4. Wikipedia Bahasa Indonesia. Kiblat available at
id.wikipedia.org/wiki/kiblat